Langsung ke konten utama

The Power of Family



          Ketika berbicara tentang kehidupan di dunia ini, pasti tak akan terelakkan lagi dari suatu masa dan waktu yang kita jalani setiap hari. Benar kata pepatah bahwa "Semua ada waktunya /masanya" maka dari itu, mengapa ada yang namanya KENANGAN masa lalu dan IMPIAN akan hari esok. Lantas tiba-tiba saja memori itu kembali menyeruak ke dalam ingatan dan sanubari. Kala kita masih kecil, masih belum bisa berjalan maka ada tangan kuat yang menopang dan membimbing kita dengan sabar dengan penuh kasih sayang. Mereka adalah kedua orangtua kita. Dengan ketulusan mereka pun selalu mendoakan dan membisikkan di telinga kecil kita "Kelak kau akan menjadi anak yang kuat, hebat dan berguna bagi Nusa dan Bangsa" sambil mengusap lembut rambut kita. 
         Namun kini, tanpa kita sadari kehangatan dan kelembutan belaian tangan mereka telah pudar. Hanya tinggal DOA yang selalu mereka panjatkan setiap hembusan nafasnya untuk kita anak-anaknya. Tiba saatnya kami sebagai anak-anak akan merasakan bagaimana menjadi mereka, ya kelak kami akan membangun sebuah rumah tangga dan berperan sebagai Orangtua. Tentu pastinya akan ada sebuah kata perpisahan dan restu saat ingin memulai membangun biduk rumah tangga sendiri. 
          Lantas ada beberapa pertanyaan yang ingin kuajukan sebelum membangun sebuah rumah tangga nantinya, akankah masa sewaktu kita kecil bercanda gurau, berlari-larian dan menangis bersama dapat terulang kembali? Dan apakah nantinya kita dapat berkumpul bersama keluarga? Ya, pasti kita dapat berkumpul kembali bersama sebagai suatu keluarga besar, namun waktu yang kelak akan terjadi tidak akan sesering saat masih berkumpul sebagian satu kesatuan keluarga kecil. Itu semua akan menjadi sebuah kenangan. Yang perlu kita hadapi saat ini ialah menjalani kehidupan sesuai dengan masanya / waktunya saja sambil mengucap syukur dan selalu tersenyum bahwa, keluarga adalah harta terindah yang telah Tuhan berikan kepada kita semua. Ketika kau ingin menangis dan bersedih, ingatlah bahwa ada keluarga yang selalu siap sedia memberikan uluran tangan dan kasihnya dengan penuh kelembutan untuk kita. Maka, hargailah setiap waktu bersama dengan keluarga yang paling kau cintai. Karena, waktu tidak dapat terulang kembali. -Roze,91-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah dari Sebuah Ketaatan Graha Bethany Nginden On Story

“Kita harus senantiasa membutuhkan Tuhan dalam berbagai keadaan baik dalam keadaan sukses maupun saat mengalami pergumulan, karena itu merupakan kerinduan Tuhan agar umatNya membutuhkan Dia. Oleh kemurahan Tuhan sehingga sampai saat ini saya masih melayani Tuhan.” dalam Khotbah Pdt. Abraham Alex Tanuseputra  bulan Maret. Bethany Church of God berawal di jalan Manyar Sindharu II/4 (sekarang bernama Manyar Rejo) pada tahun 1977 dan ibadah dilakukan di dalam sebuah garasi rumah serta memiliki jemaat mula-mula kurang lebih tujuh orang. “Perkembangan jemaat sangat pesat, hingga mencapai ratusan dalam waktu satu tahun saja. Lalu, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra pun memutuskan untuk mendirikan tempat ibadah di Manyar Rejo I/29 yang saat ini bernama Bethany Manyar,” papar Pdt. Alexander Yunus Irwantono selaku kesekretariatan Graha Bethany Nginden. Pada 24 Desember 2011 lalu, Pdt. Aswin Tanuseputra memberikan kesaksian mengenai Kebesaran Tuhan dalam keluargaNya. “Andreas Tanuseputra adalah adi

Keharmonisan dalam Sebuah Perbedaan

[Photobooth at Our Wedding Day]             Kisah ini tidak-lah mudah dan mulus seperti yang telah kalian semua lihat dan bayangkan. Tepat setahun lalu 01 Oktober 2016, kami berdua mengikrarkan janji suci, sehidup semati di hadapan Altar Kudus-Mu, Tuhan. Namun, dibalik itu semua ada sebuah perjuangan, pengorbanan, tangisan dan tawa dalam perjalanan cinta murni dan tulus antara diriku dan dirinya.             Kami berdua tidak pernah menduga sebelumnya bahwa banyaknya perbedaan yang ada malah menjadikan kami lebih kuat dan lebih yakin untuk menjalani perjalanan cinta ini. Padahal jika dipikir-pikir lagi perbedaan kami tidaklah satu saja, ada A B C dan D. Ada empat perbedaan mendasar dalam hubungan ini. Banyak pihak yang tidak menyetujui hubungan ini. Dua belah pihak keluarga besar pun sangat menentang hubungan ini. Padahal kekuatan cinta kami begitu besar, namun mengapa mereka tidak percaya dan menentangnya? Ya.. namanya juga orangtua pasti mau yang terbaik bagi anak mereka.

KENIKMATAN DUNIAWI VS KEHIDUPAN KEKAL

Hidup ini begitu manis dan indah untuk dijalani. Adapun kenikmatan duniawi yang sering menggoda kita sebagai manusia yang ingin mencoba segala hal. Begitu nikmat kita rasakan, hingga tak menyadari kita telah berbuat dosa. Tak ada dosa kecil maupun dosa besar, semua dosa sama di mata Tuhan. Seringkali kita merasa kita tak pernah berbuat salah, kita rajin doa, rajin ke gereja, menolong sesama dan beramal. Tapi, tanpa kita sadari. Kita pun pernah jatuh dalam dosa. Saat ingin menolong sesama, kita selalu melakukannya dihadapan orang lain. Agar, kita mendapat pujian. Kita berdoa, tapi malah marah-marah, mengeluh pada Tuhan, minta ini dan itu. Coba kita renungkan Efesus 5:3-5. ”..Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosomg atau yang sembrono- karena hal-hal ini tidak pantas- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur..” Sekalipun kita berkata-kata kotor dalam hati, Tuhan sudah mengetahuinya. Segala sesuatu yang tersembunyi akan terlihat oleh Tuhan. Efesus 5:17 ”Sebab itu janganlah kamu bodoh,