Langsung ke konten utama

Sepenggal Kisah dalam Kehidupan

Kalian pasti pernah mengetahui, mengalami bahkan merasakannya.

Achievement

Dikala ingin rasanya menunjukkan keberhasilan yang sudah dicapai, tapi enggan mengutarakannya.
Takut dikira sombong atau cari muka.

Karena, orang yang tidak suka atau sirik dengan kita pasti akan tetap tidak ingin tau sesuatu yang telah kita capai. Dan, mereka akan terus menilai kita dengan sebelah mata.

Ketika kita menjadi Orang tua pun sama, rasanya selalu ingin membicarakan tentang kehebatan anak. Namun, kadang jatuhnya malah membandingkan bahkan mencibir meski dalam hati.

Ketika kita berada dalam posisi sebagai seorang Anak pun begitu, ingin menceritakannya kepada orangtua secepatnya, namun takut karena orangtua tidak mempercayai bahkan tidak mengapresiasikan sesuatu yang telah kita capai. Bahkan lebih parahnya malah menghina kita dan menganggap hal yang kita capai itu hanya biasa saja, bukan suatu hal yang patut untuk dibanggakan.

Lantas berperilaku seperti apa yang layak atau pantas kita lakukan?

Jadilah, orang yang selalu ingin tau kebenarannya. Melihatnya secara langsung, bukan berdasarkan apa katanya dan apa kata orang lain. Melainkan karena kita sendiri yang ingin tahu, mencari tahunya dan mengetahui bahwa berdasarkan fakta yang terjadi ia memang hebat. Bukan sekedar pamer belaka.

Memiliki kepekaan maupun rasa ingin tau itu memang harus tertanam dalam diri kita sejak dini, agar kita juga memiliki rasa empati bukan sekedar simpati.

Belajar memahami, belajar mencari tau secara langsung, belajar pula untuk mendengarkan meski terkadang ada perasaan tak enak maupun jenggah mendengarnya. Setidaknya, kita sudah belajar untuk menyediakan hati yang lapang, ikhlas dan sabar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah dari Sebuah Ketaatan Graha Bethany Nginden On Story

“Kita harus senantiasa membutuhkan Tuhan dalam berbagai keadaan baik dalam keadaan sukses maupun saat mengalami pergumulan, karena itu merupakan kerinduan Tuhan agar umatNya membutuhkan Dia. Oleh kemurahan Tuhan sehingga sampai saat ini saya masih melayani Tuhan.” dalam Khotbah Pdt. Abraham Alex Tanuseputra  bulan Maret. Bethany Church of God berawal di jalan Manyar Sindharu II/4 (sekarang bernama Manyar Rejo) pada tahun 1977 dan ibadah dilakukan di dalam sebuah garasi rumah serta memiliki jemaat mula-mula kurang lebih tujuh orang. “Perkembangan jemaat sangat pesat, hingga mencapai ratusan dalam waktu satu tahun saja. Lalu, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra pun memutuskan untuk mendirikan tempat ibadah di Manyar Rejo I/29 yang saat ini bernama Bethany Manyar,” papar Pdt. Alexander Yunus Irwantono selaku kesekretariatan Graha Bethany Nginden. Pada 24 Desember 2011 lalu, Pdt. Aswin Tanuseputra memberikan kesaksian mengenai Kebesaran Tuhan dalam keluargaNya. “Andreas Tanuseputra adalah adi

Keharmonisan dalam Sebuah Perbedaan

[Photobooth at Our Wedding Day]             Kisah ini tidak-lah mudah dan mulus seperti yang telah kalian semua lihat dan bayangkan. Tepat setahun lalu 01 Oktober 2016, kami berdua mengikrarkan janji suci, sehidup semati di hadapan Altar Kudus-Mu, Tuhan. Namun, dibalik itu semua ada sebuah perjuangan, pengorbanan, tangisan dan tawa dalam perjalanan cinta murni dan tulus antara diriku dan dirinya.             Kami berdua tidak pernah menduga sebelumnya bahwa banyaknya perbedaan yang ada malah menjadikan kami lebih kuat dan lebih yakin untuk menjalani perjalanan cinta ini. Padahal jika dipikir-pikir lagi perbedaan kami tidaklah satu saja, ada A B C dan D. Ada empat perbedaan mendasar dalam hubungan ini. Banyak pihak yang tidak menyetujui hubungan ini. Dua belah pihak keluarga besar pun sangat menentang hubungan ini. Padahal kekuatan cinta kami begitu besar, namun mengapa mereka tidak percaya dan menentangnya? Ya.. namanya juga orangtua pasti mau yang terbaik bagi anak mereka.

KENIKMATAN DUNIAWI VS KEHIDUPAN KEKAL

Hidup ini begitu manis dan indah untuk dijalani. Adapun kenikmatan duniawi yang sering menggoda kita sebagai manusia yang ingin mencoba segala hal. Begitu nikmat kita rasakan, hingga tak menyadari kita telah berbuat dosa. Tak ada dosa kecil maupun dosa besar, semua dosa sama di mata Tuhan. Seringkali kita merasa kita tak pernah berbuat salah, kita rajin doa, rajin ke gereja, menolong sesama dan beramal. Tapi, tanpa kita sadari. Kita pun pernah jatuh dalam dosa. Saat ingin menolong sesama, kita selalu melakukannya dihadapan orang lain. Agar, kita mendapat pujian. Kita berdoa, tapi malah marah-marah, mengeluh pada Tuhan, minta ini dan itu. Coba kita renungkan Efesus 5:3-5. ”..Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosomg atau yang sembrono- karena hal-hal ini tidak pantas- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur..” Sekalipun kita berkata-kata kotor dalam hati, Tuhan sudah mengetahuinya. Segala sesuatu yang tersembunyi akan terlihat oleh Tuhan. Efesus 5:17 ”Sebab itu janganlah kamu bodoh,