Langsung ke konten utama

Selalu Menemani ke Lokasi Syuting Putih Abu-Abu

Anice Worang (54) atau lebih akrab disapa Mama Febby ini sangat murah senyum dan selalu sumringah saat berkisah mengenai kesibukan puterinya yang sedang syuting stripping Putih Abu-Abu kepada Nyata. Rintikan gerimis dan udara dingin yang menusuk, enggak menyurutkan para personil Blink dalam terus syuting dan bersedia meluangkan waktu untuk wawancara. Begitu pula kesetiaan para Mama dalam menemani puteri mereka.
Mama Via dan Ify yang saat itu juga hadir dalam menemani buah hati mereka syuting Putih Abu-Abu langsung menunjuk Mama Febby untuk wawancara, “Itu aja Mbak, Mama Febby paling senang kalau disuruh cerita,” jawab Mama Via dan Ify serempak.
Kedekatan antara Mama-mama ini sangat lah kompak, itu yang tampak saat di lokasi syuting. Mama-mama personil Blink ini juga selalu mendidik anaknya agar tidak manja dan mandiri. Hal itu terlihat saat Nyata juga akan melakukan wawancara pada keempat personil Blink. ”Ayo guys, jangan manja-manja deh. Kan kakak-kakaknya enggak leluasa kalau wawancara di dalam mobil. Di sana saja,” sambil menujuk arah pendopo di dalam TPU Pondok Ranggon.
Mama Febby pun langsung semangat mengisahkan aktivitas puterinya, Febby Rastanty salah satu personil Blink. “Kalau dibilang enggak ganggu sekolah itu bohong ya, apalagi Febby ini pemeran utama. Pastinya dituntut untuk lebih,” ungkap Mama Febby saat ditemui Nyata sore itu (31/8).
          Belum lagi Febby sempat menduduki peringkat 10 besar di sekolahnya, saat ini pun harus bergesar dari peringkat tersebut. “Tante enggak ngelarang Febby syuting stripping ini, tapi kalau Papanya itu nomer satu harus pelajaran. Apalagi, cita-cita Febby masuk UI ngambil fakultas Hukum,” cerita perempuan kelahiran 23 Agustus ini.
          Masalah keterlambatan ke sekolah pun tidak hanya sekali apa dua kali, kalau sudah lewat pukul setengah tujuh, Febby akan beralasan macet, “Alasan klasik lah,” kenangnya saat mengantarkan Febby ke sekolah.

Peran Orangtua
          Soal peran orangtua terutama sang Bunda yang melahirkan anaknya langsung dari rahim sang Bunda, pasti sangat lah besar dan tak terhingga dalam mengurus buah hati mereka. Mama Febby pun selalu datang dan mengantarkan Febby ke lokasi syuting seorang diri tanpa sopir yang mengantar jemput. “Kalau orangtua lainnya kan kebanyakan ngelepasin anaknya pakai sopir saja. Tante sih enggak tega,” Anice Worang baru akan melepaskan Febby kalau dirinya benar-benar sudah sakit dan meriang. Kalau masih bisa diatasi, tentunya akan diantarkannya Febby ke lokasi syuting dan selalu ditunggui hingga syuting usai.
          Walau sudah berusia lanjut, Mama dari pemenang Idola Cilik Seleb ini tetap menunjukkan semangatnya dan perhatian kepada kedua anaknya. Serta tak lupa selalu menyiapkan suplemen dan mewajibkan anaknya untuk makan buah-buahan. “Anaknya aja yang syuting tiap hari enggak pernah mengeluh capek, masak tante kalah. Tante tetap menunjukkan kalau tante semangat,” ungkapnya sambil mengecek handphone Febby yang berdering terus.
“Ini nih, banyak yang cari Febby. Biasanya tante jawab teleponnya dan bilang kalau Febbynya masih syuting. Tapi, tetap aja ngotot dan bilang ‘kok syuting terus? Kapan break-nya?’ Kalau sudah gitu, tante bilang kalau enggak syuting kan nanti kalian enggak bisa nonton film Kak Febby donk,” untuk menitipkan handphone yang merupakan privacy tiap orang, Febby udah mempercayakan penuh pada Mamanya.
          Untuk urusan kontrak kerja dan penghasilan dari syuting, girlband dipercayakan penuh pada Yahni Damayanti, Mama Umay. “Kalau dulu itu kan Febby masih main sinetron saja ya tante yang urusin kontrak dan segala macamnya itu. Tapi, sekarang ini kan Febby juga di girlband Blink, tante serahkan sama Mbak Yahni (panggilan akrab, untuk Mama Umay). Biar dia yang ngurusin jadwalnya Febby dan semuanya yang berurusan sama girlband dan sinetronnya Febby,” serunya.  
          Lantas bagaimana antara Blink dengan sinetron di pandangan orangtuanya. “Memang sih kalau dilihat dari waktunya kan, girlband cepat selesai sekali tampil. Kalau sinetron pasti menyita waktu sekali. Ya, gimana pun juga Febby masih enjoy menikmatinya, tante sih enggak maksain. Anaknya pun sudah ngerasakan enaknya punya budget besar, bisa belanja macem-macem. Tuh dia habis beli honda jazz merah pakai uang sendiri. Itu juga dibelinya baru main berapa kali episode saja,”
Mama Febby juga menitipkan pesan pada puterinya yang sudah berhasil membawa Putih Abu-Abu ke rating teratas. “Kak, sinetron ini sudah meraih rating 1. Kakak mainnya dijaga ya, yang totalitas. Jangan lupa untuk bersyukur, karena banyak orang yang enggak punya kesempatan kayak Kakak” nasihat perempuan yang juga mempunyai anak laki-laki ini. *rosa

Asmara
Disela-sela wawancara, Derby Romero membawa tiga anak kecil cowok, “Ini lho nyari tante Febby mana. Terus Derby jawab deh, tante Febbynya masih wawancara,” ucapnya pada Mama Febby. Selang kemudian, Mama Febby pun nyeletuk bilang, “Der, kamu mau kalau punya tiga anak cowok kayak gitu,” Derby pun menganggukan kepala dan bilang senang. Tidak perlu diragukan lagi kedekatan Derby yang sedang menjalin asmara dengan Febby pada Mamanya juga.
Menanggapi mengenai kedekatan hubungan Febby dan Derby, Mamanya tidak mempermasalahkannya. Karena, Febby selalu terbuka dan menceritakan segala sesuatunya pada Mamanya. “Kan ketemu terus di lokasi syuting, jelas tahu lah mengenai kedekatan mereka. Tante sih enggak apa-apa, asal tidak mengganggu pelajaran. Derby kan anaknya ya, sopan sama siapa saja. Jadi, enggak masalah kalau mereka pacaran,” tutur perempuan yang sudah mengetahui hubungan mereka sejak beberapa bulan yang lalu. -roze, 91-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah dari Sebuah Ketaatan Graha Bethany Nginden On Story

“Kita harus senantiasa membutuhkan Tuhan dalam berbagai keadaan baik dalam keadaan sukses maupun saat mengalami pergumulan, karena itu merupakan kerinduan Tuhan agar umatNya membutuhkan Dia. Oleh kemurahan Tuhan sehingga sampai saat ini saya masih melayani Tuhan.” dalam Khotbah Pdt. Abraham Alex Tanuseputra  bulan Maret. Bethany Church of God berawal di jalan Manyar Sindharu II/4 (sekarang bernama Manyar Rejo) pada tahun 1977 dan ibadah dilakukan di dalam sebuah garasi rumah serta memiliki jemaat mula-mula kurang lebih tujuh orang. “Perkembangan jemaat sangat pesat, hingga mencapai ratusan dalam waktu satu tahun saja. Lalu, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra pun memutuskan untuk mendirikan tempat ibadah di Manyar Rejo I/29 yang saat ini bernama Bethany Manyar,” papar Pdt. Alexander Yunus Irwantono selaku kesekretariatan Graha Bethany Nginden. Pada 24 Desember 2011 lalu, Pdt. Aswin Tanuseputra memberikan kesaksian mengenai Kebesaran Tuhan dalam keluargaNya. “Andreas Tanuseputra adalah adi

Keharmonisan dalam Sebuah Perbedaan

[Photobooth at Our Wedding Day]             Kisah ini tidak-lah mudah dan mulus seperti yang telah kalian semua lihat dan bayangkan. Tepat setahun lalu 01 Oktober 2016, kami berdua mengikrarkan janji suci, sehidup semati di hadapan Altar Kudus-Mu, Tuhan. Namun, dibalik itu semua ada sebuah perjuangan, pengorbanan, tangisan dan tawa dalam perjalanan cinta murni dan tulus antara diriku dan dirinya.             Kami berdua tidak pernah menduga sebelumnya bahwa banyaknya perbedaan yang ada malah menjadikan kami lebih kuat dan lebih yakin untuk menjalani perjalanan cinta ini. Padahal jika dipikir-pikir lagi perbedaan kami tidaklah satu saja, ada A B C dan D. Ada empat perbedaan mendasar dalam hubungan ini. Banyak pihak yang tidak menyetujui hubungan ini. Dua belah pihak keluarga besar pun sangat menentang hubungan ini. Padahal kekuatan cinta kami begitu besar, namun mengapa mereka tidak percaya dan menentangnya? Ya.. namanya juga orangtua pasti mau yang terbaik bagi anak mereka.

KENIKMATAN DUNIAWI VS KEHIDUPAN KEKAL

Hidup ini begitu manis dan indah untuk dijalani. Adapun kenikmatan duniawi yang sering menggoda kita sebagai manusia yang ingin mencoba segala hal. Begitu nikmat kita rasakan, hingga tak menyadari kita telah berbuat dosa. Tak ada dosa kecil maupun dosa besar, semua dosa sama di mata Tuhan. Seringkali kita merasa kita tak pernah berbuat salah, kita rajin doa, rajin ke gereja, menolong sesama dan beramal. Tapi, tanpa kita sadari. Kita pun pernah jatuh dalam dosa. Saat ingin menolong sesama, kita selalu melakukannya dihadapan orang lain. Agar, kita mendapat pujian. Kita berdoa, tapi malah marah-marah, mengeluh pada Tuhan, minta ini dan itu. Coba kita renungkan Efesus 5:3-5. ”..Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosomg atau yang sembrono- karena hal-hal ini tidak pantas- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur..” Sekalipun kita berkata-kata kotor dalam hati, Tuhan sudah mengetahuinya. Segala sesuatu yang tersembunyi akan terlihat oleh Tuhan. Efesus 5:17 ”Sebab itu janganlah kamu bodoh,