Langsung ke konten utama

Postingan

Sepenggal Kisah dalam Kehidupan

Kalian pasti pernah mengetahui, mengalami bahkan merasakannya. Achievement Dikala ingin rasanya menunjukkan keberhasilan yang sudah dicapai, tapi enggan mengutarakannya. Takut dikira sombong atau cari muka. Karena, orang yang tidak suka atau sirik dengan kita pasti akan tetap tidak ingin tau sesuatu yang telah kita capai. Dan, mereka akan terus menilai kita dengan sebelah mata. Ketika kita menjadi Orang tua pun sama, rasanya selalu ingin membicarakan tentang kehebatan anak. Namun, kadang jatuhnya malah membandingkan bahkan mencibir meski dalam hati. Ketika kita berada dalam posisi sebagai seorang Anak pun begitu, ingin menceritakannya kepada orangtua secepatnya, namun takut karena orangtua tidak mempercayai bahkan tidak mengapresiasikan sesuatu yang telah kita capai. Bahkan lebih parahnya malah menghina kita dan menganggap hal yang kita capai itu hanya biasa saja, bukan suatu hal yang patut untuk dibanggakan. Lantas berperilaku seperti apa yang layak atau pantas kita lakukan?
Postingan terbaru

Perjalanan Waktu dan Arti Sayang

Tak kusangka perjalanan waktu memang begitu berarti, Awal perjumpaan kami hanyalah sekilas angin lalu, Cukup saling memandang dan menatap tanpa arti. -- Kenapa? Karena, kala itu aku sedang dirundung sedih, pilu dan kesepian karena kekasih yang masih bersamaku kala itu.. -- Dan kau.. Kau hanya menatap tak bermakna. Cukup sampai disitu awal jumpa kami berdua. Hingga akhirnya, di satu masa perjumpaan kembali denganmu mulai tersirat sesuatu. Yaitu rasa berdebar, penasaran dan ingin mengenal. -- Namun, apa artinya jika banyak perbedaan diantara kami berdua.. Lambat laun, Kami beranikan diri untuk berjumpa berdua dan lebih intens lagi. Namun, siapa sangka saat perjumpaan dan awal kedekatan kita ada celaka yang terjadi. Itu tidak menyurut kan desiran hati yang terdalam. -- Hingga sang waktu memaksa untuk kami berhubungan lebih dekat, lebih saling memahami, lebih saling membuat makna satu sama lain. -- Hal demikian berlaku pula bagi sang semesta yang berpihak pad

Keharmonisan dalam Sebuah Perbedaan

[Photobooth at Our Wedding Day]             Kisah ini tidak-lah mudah dan mulus seperti yang telah kalian semua lihat dan bayangkan. Tepat setahun lalu 01 Oktober 2016, kami berdua mengikrarkan janji suci, sehidup semati di hadapan Altar Kudus-Mu, Tuhan. Namun, dibalik itu semua ada sebuah perjuangan, pengorbanan, tangisan dan tawa dalam perjalanan cinta murni dan tulus antara diriku dan dirinya.             Kami berdua tidak pernah menduga sebelumnya bahwa banyaknya perbedaan yang ada malah menjadikan kami lebih kuat dan lebih yakin untuk menjalani perjalanan cinta ini. Padahal jika dipikir-pikir lagi perbedaan kami tidaklah satu saja, ada A B C dan D. Ada empat perbedaan mendasar dalam hubungan ini. Banyak pihak yang tidak menyetujui hubungan ini. Dua belah pihak keluarga besar pun sangat menentang hubungan ini. Padahal kekuatan cinta kami begitu besar, namun mengapa mereka tidak percaya dan menentangnya? Ya.. namanya juga orangtua pasti mau yang terbaik bagi anak mereka.

Jangan Membuat-Ku Terbiasa

            Kubagikan kisahku ini yang sebenarnya telah lama kusimpan rapat-rapat dan kubuang jauh-jauh dari kehidupanku saat ini. Tepatnya tujuh tahun silam, aku menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria yang bagiku hanya dialah satu-satunya, untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Aku begitu mencintainya, mempercayainya dan tulus ingin menjalani sisa hidupku dengannya. Terdengar begitu klise- kan atau malah terdengar begitu bullshit. Ya.. ini bukan-lah sebuah kisah bohongan atau rekayasa yang sengaja kutuliskan agar kalian semua menaruh simpati padaku.             Kala itu aku masih mengenakan seragam putih abu-abu, ya.. aku masih SMA. Kisah asmaraku begitu minim pengalaman dibandingkan teman-temanku yang lain. Maklum saat itu aku masih malu dan minder akan fisikku yang tidaklah menarik dengan kebanyakan perempuan. Aku mengenalnya pun hanya lewat sebuah chattingan saja. Entah mengapa dipertemuan pertama, aku sedikit tertarik dengannya. Sosoknya yang tinggi, murah senyum da

Terbentuknya Karakter Anak Semenjak dalam Kandungan

[pict from pinterest] Mungkin sebagian dari kita seringkali beranggapan bahwa, mendidik dan mengarahkan anak itu setelah mereka telah terlahir ke dunia. Pandangan dan pemikiran seperti itu tidak-lah salah, namun lebih baik dan benarnya ialah ketika Tuhan telah menitipkan buah hati di dalam kandungan kita. Ya.. masa-masa mengandung selama Sembilan bulan lamanya perlu kita nikmati dan syukuri. Sejak saat itu-lah seorang Ibu wajib untuk belajar dan memberdayakan dirinya. Apa yang kau tanamkan saat mengandung akan sangat berpengaruh bagi emosional, karakter dan spiritual si kecil kelak. Nah, Bunda karakter seperti apa yang kau inginkan untuk anakmu? Bunda-bunda ingin kan ketika ia lahir si bayi dapat membedakan siang dan malam? Atau ingin mempunyai bayi yang ceria dan tidak rewel (rewel cuma dalam hal tertentu, misal haus atau bosan)? Ingin punya bayi yang aktif dan bersemangat untuk belajar pula? Yapp.. itu semua berbagai keinginan setiap Bunda-bunda kan. Nah, maka dari itu kit

The Power of Mind and Grateful

Ada 6 Kalimat Afirmasi Positif yang kelak akan selalu kuucapkan saat persalinan maupun sebelum persalinan : 1. Dimulai dari "Great" Nah, selama kehamilan pun aku selalu mengatakan ini kepada my little one "We're a great team, baby" terlebih saat kemarin posisi baby masih sungsang, aku selalu mengatakan "Yuk bantu Mama, Mama juga bantu kamu biar nanti lahir normal semua dgn letak kepala di jalan lahir dan pantat di bagian atas. Oke, baby. We're a great team!" Setiap kali melakukan yoga utk mengubah posisi selalu kukatakan demikian. Jadi, si baby juga termotivasi dan mau mendengarkan suara Ibunya. Kelak saat persalinan pun aku juga akan menyuarakan dengan lantang "We're a Great Team. Ayo kita berdua sama² berusaha dan bekerjasama sebagai tim yg hebat" 2. Healthy . Saat kehamilan pun aku selalu mengatakan "Kehamilanku sehat. Pikiranku, batinku juga sehat. Maka, bayi dalam kandunganku juga akan selalu sehat". Tiap

Benar kata Pepatah "BUKU adalah JENDELA DUNIA"

[23/02/2017] Wah, gara-gara ada tantangan dari Bidan Kita tentang 21 Days Challange nih “How to Get Positive Experience with Gentle Birth” , aku semakin rajin menulis lagi di blog. Sebelumnya memang menulis adalah suatu passion -ku dan benar-benar kecintaanku. Eh, semenjak Bidan Kita memberikan tantangan untuk menuliskannya kembali di blog, makin semangat deh sekarang! Tantangan hari ini sudah masuk pada hari ke-3.          Mau tau apa tantangannya pada hari ini? Yapp.. mengenai buku bacaan yang menginspirasi ku selama kehamilan ini dan memberikan banyak pengetahuan seputar kehamilan dan persalinan sehingga aku makin semangat untuk belajar. Kali ini aku akan me review sebuah buku bacaan dari Ibu Robin Lim yang terkenal lewat Yayasan Bumi Sehat-nya di Bali. Aku mendapatkan buku ini dengan meminta copy an ke salah satu rekan blogger di Malang. Finally.. i got it! Thx to Mbak Tika blogger. Copy-an Buku Ibu Alami oleh Ibu Robin Lim             Buku berjudul “IBU ALAMI”